Kecewa

Hay, hallo.. Hari ini aku gak Nulis puisi dulu tapi mau berbagi cerita, pengalaman hidup yang aku sendiri sama sekali tidak mengerti.

Nama ku Evy veronica Dewi, sedari kecil aku anak yang ambisius itu kata ayahku, apapun yang aku mau aku harus bisa dapatkan selalu mencoba lagi, dan lagi meski gagal berkali-kali.

Tapi itu dulu, sebelum kekecewaan hadir dan menghancurkan semuanya, memang tidak ada yang salah kuliah ditempat swasta apalagi aku kuliah dengan biaya yang aku hasilkan sendiri,

Dear reader aku selalu menyembunyikan ini pada orang tua ku, rasa kecewa yang entah kapan akan hilang, selain ambisius aku anak yang rajin, aku selalu menuruti kata orang tuaku, setiap malam selalu belajar sampai saat ini pun aku menjadi tidak suka menonton tv. Kata Ayahku aku harus jadi yang didepan, terdepan dan tak terkalahkan.

Dari Sekolah Dasar aku selalu mendapatkan Prestasi aku anak yang aktif berkegiatan, aku anak yang paling tidak bisa diam aku anak yang selalu ingin bertanya perihal apapun yang tidak aku tahu.

Sampai hari itu tiba, setelah pengumuman kelulusan seharusnya aku bisa, aku bisa dapatkan beasiswa itu dan masuk PTN tapi apa? Aku harus menelan kekecewaan yang amat pahit bahkan sampai saat ini belum ada obatnya. Aku marah sangat marah tapi tidak bisa, mereka orang tuaku aku sangat menyayangi mereka.

Dari sana apapun jalan yang aku ambil selalu salah.jadi buat apa piagam-piagam ini?.

Kini kuliahpun aku tidak pernah lagi belajar setiap malam seperti saat aku sekolah, aku hanya membaca sedikit ketika akan ujian itupun dikelas, tidak ada yang buat aku semangat lagi, karena aku pun bingung apa yang aku cari sebenarnya, setelah semua rencana hidup yang kususun rapi tiba-tiba berantakan dalam sekejab.

Dan hari ini aku sadar, aku terlalu larut dalam kekecewaan, yang sebenarnya hanya membuang-buang waktuku, aku yakin aku bisa mencoba kembali menjadi seperti dulu, menjadi seorang anak yang ambis untuk masa depanku,

Aku akan belajar pelan-pelan mungkin dengan tertatih pun tak apa, Tuhan masih berikan kesempatan dan waktu masih akan berjalan kedepan.

Ayah ibu, maaf..karena selalu menyembunyikan luka dan tak pernah mau membaginya..

Ayah ibu, maaf.. Telah membuat kecewa karena luka yang tak seharusnya ada..

Ayah ibu, maaf.. Karena tidak pernah lagi membuat kalian bangga

Ayah ibu, maaf untuk semuanya bahkan kata maaf rasa nya tak cukup.

Tertanda,

Evy veronica yang pernah kecewa dan ingin melupakanya.

11 thoughts on “Kecewa”

      1. Adik perempuan ku juga sama dengan mu, lebih nyesek lagi dia sebenarnya diterima di UNY jurusan Teknologi Pendidikan lewat jalur tes. Tapi waktu itu babe ku tak punya cukup duit untuk biaya, akhirnya dia istirahat setahun, untuk mempersiapkan tes tahun depan, dan nyatanya Gagal.

        Karena udah kepengen banget kuliah, maka dia kuliah di AMIKOM. Tak dinyana dalam perjalanannya itu, dia mendapatkan banyak kemudahan, beasiswa, prestasi, dan bahkan kerjaan yang baik.

        Jangan menyesal, please.

        Like

      2. Makasih kak motivasinya, ini lagi belajar buat punya semangat kaya dulu lagi.

        Masih ada kesempatan S2 di Univ Negri yang aku mau, bakalan belajar dan gak buang-buang waktu gk mau jadi anak yang pendiem lagi, bakalan banyak bicara kaya dulu.

        Intinya tahun ini aku harus punya semangat baru.

        Like

  1. Aku paham tulisan ini berisi kalimat-kalimat penguatan untuk diri sendiri (semangat untuk hal itu). Sedikit saran, carilah sahabat yang bisa kau tumpahkan cerita dan segala kecewamu, yang bisa dengan senang hati menyemangatimu saat kau lebih senang pasif terhadap keadaan (itu bukan sifat aslimu kan?). Hadapi hari dan taklukan semua mimpimu, kau pasti dan harus bisa ~

    Like

  2. Helo Evy, sedikit banyak ceritamu sama kayak ceritaku. Aku juga mengalami hal yang sama, bedanya daripada obsesi, aku lebih dulu sadar kalau mimpi2 itu ga bisa aku raih. (Memang anaknya aku ini juga ga obsesian ehe) Orang tua sudah memvonis kalau mereka gak mampu kuliahin aku. Belum lagi lihat kondisi orang tua, aku jadi gak kepengen kuliah, karena sekalipun aku keterima di negri, aku gaktau biayain kuliahnya pake apaan hahaha padahal NEM aku tertinggi dulu di SMA. Misal aku pakai beasiswa pun, pasti tetap keluar uang, dan aku ga bisa bantu mereka. Emang sedih, sih. Pas temen2 kuliah, dan kita kerja buat biayain kuliah kita sendiri ehehe.Tapiiii kelak Evy bakal merasakan hal-hal yang jauh lebih baik, yang ga Evy dapatkan bila ngga di posisi ini. Aku ga akan cerita detailnya, dan perasaan gimana yang aku maksud. Tapi, pasti bakal ada saatnya, ketika Evy berpikir, “Kalau aku dulu kuliah di PTN, mungkin aku ga bakal begini.” Semangat ya, Evy!

    Like

Leave a comment